Ma'had 'Aly Tahfizhul Qur'an
Darul Ulum
Buniaga - Bogor - Jawa Barat
Abid Ihsanudin

Reinstall Hafalan

Pengen Menghafal, Tapi Bacaan Masih Salah-Salah?

Daftar isi

    Kasus ini sering sekali terjadi. semangat menghafal tinggi, tapi kata sang guru, “kamu belum boleh ngapal. Bacaan kamu perlu diperbaiki.”

    Ungkapan sang guru tadi mengisyaratkan bahwa kesalahan bacaan kita boleh jadi termasuk kesalahan yang fatal, yang disebut lahnul jaliy. Yang jika dibiarkan, bisa sampai merubah makna bacaan. Waduh, bahaya.

    Jika sudah begini, jalan satu-satunya adalah harus segera diperbaiki. Sebab membaca dengan baik dan benar hukumnya wajib.

    Begini kata Imam Ibnu Al-Jazari,

    و الأخذ بالتجويد حتم لازم        من لم يصحح القران آثم

    لأنه به الإله أنزلا                       و هكذا منه إلينا وصلا

    Membaca (Al-Qur’an) dengan tajwid hukumnya wajib

    Barangsiapa tidak membacanya dengan tajwid ia berdosa

    Karena dengan tajwidlah Allah menurunkan Al-Qur’an

    Demikianlah Al-Qur’an sampai kepada kita dari-Nya

    Orang yang belum mampu membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar wajib belajar. Di samping hal itu wajib dan bagian dari adab, ia juga penting dalam proses menghafal.

    Yang menjadi persoalan adalah, sudah terlanjur hafal, bahkan lancar, tapi ada bacaan yang masih salah. Hafalan sudah sangat kuat karena sering diulang, ketika ikut kajian tahsin, baru sadar kalau selama ini masih salah. Ketika setoran pun sering diminta mundur karena berulang kali salah di tempat yang sama.

    Jika seperti ini, salah satu solusinya adalah dengan menginstal ulang hafalan.

    Reinstall Hafalan.

    Reinstall hafalan adalah proses melupakan hafalan lama yang bacaannya salah (tidak sesuai kaidah tajwid) dan menghafal ulang dengan bacaan yang sudah dibenarkan.

    Mengapa perlu reinstal hafalan.

    Hafalan dengan bacaan salah, akan lebih sulit diperbaiki. Sebab, kita sudah mengulang-mengulangnya berkali-kali dengan bacaan yang salah tersebut. Jadi, tidak cukup hanya diedit, tapi harus diinstal ulang.

    Kasus ini sering sekali terjadi pada hafalan surat-surat pendek yang sudah dihafal di luar kepala sejak kecil tanpa memperhatikan tajwid. Atau pada mereka yang semangat menghafalnya tinggi, tapi tidak dibarengi dengan semangat memperbaiki bacaan dan sudah merasa yakin dengan bacaannya, padahal bacaannya masih salah-salah. Biasanya hal ini disebabkan karena ketika awal menghafal tidak diujikan atau disetorkan kepada guru. Bisa juga karena minimnya bimbingan ketika awal menghafal. Asal menghafal saja tanpa belajar tajwid maupun tahsin.

    Yang semacam ini sulit untuk diperbaiki dengan proses editing saja. Walaupun sudah belajar ilmu tajwid. Maka terpaksa harus dihapus terlebih dahulu memori bacaan yang salah itu dan diganti dengan bacaan yang benar.

    Bagaimana Cara Mengganti Bacaan Yang Salah Dengan Yang Benar Itu?

    1. Menghapus memori lama

    Munculkan mindset dari dalam diri seolah kita belum hafal satu ayat pun. Meskipun sebenarnya sudah. Terutama pada ayat2 atau surat yang terdeteksi banyak salahnya. Hal ini dilakukan agar hafalan yang bacaannya salah tidak lagi terekam dalam alam bawah sadar. Yang sering kali masih muncul, karena saking kuatnya hafalan sebelumnya.

    2. Tasmi’ bacaan sebelum menghafal

    Perdengarkan dulu ayat atau surat yang mau kita hafal di hadapan guru atau orang yang paham tajwid untuk dicek bacaannya. Kalau bisa, bacaan-bacaan yang salah diberi tanda, agar tidak terulang kesalahannya.

    3. Mulai dari awal

    Hafalkan ayat perayat sebagaimana saat pertama kali memulai menghafal hafalan baru. Jangan terburu-buru ingin segera menghafal dalam jumlah banyak. Meskipun menghafalnya mudah. Ingat, selain ingin hafal, tujuan utama kita adalah memperbaiki bacaan. Memadukan keduanya perlu konsentrasi dan kesabaran. Sedikit tapi istiqomah lebih baik daripada banyak tapi malas-malasan.

    4. Talaqqi kepada guru

    Ini juga bisa menjadi pilihan lain untuk memperbaiki bacaan. Mintalah seorang guru -guru tahsin tentunya- untuk mendikte bacaan terlebih dahulu. Selanjutnya kita tirukan ayat per ayat. Jika sudah, baru lah kita hafalkan sesuai bacaan yang sudah dicontohkan oleh sang guru tersebut.

    5. Ujian hafalan / setoran

    Jangan lupa menyetorkan ayat atau surat yang sudah selesai dihafal. Dan ini wajib. Ini untuk memastikan, apakah setelah menghafal, bacaannya masih dalam kondisi bersih dari kesalahan atau tidak. Jika masih ada kesalahan, segera tandai dan perbaiki bacaannya.

    Jika cara-cara diatas belum maksimal, saya sarankan agar tidak mulai menghafal terlebih dahulu. Belajar dulu tajwid dan tahsin kepada guru, itu lebih diutamakan. Sebab, hajat kita untuk  membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar lebih tinggi daripada (sekedar) menghafalnya. Apalagi jika hafalannya tanpa memperhatikan baik benarnya bacaan. Alih-alih berbuah pahala dan kebaikan, justru sebaliknya, membuahkan petaka dan dosa. Sebagaimana ungkapan Imam Ibnu Al-Jazariy, “Barangsiapa tidak membacanya dengan tajwid ia berdosa”. Wal’iyadzu billah

    Semoga kita terhindar dari yang demikian. Amiin (ai)